Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan

Kami memiliki komitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada Masyarakat.

| 11 Oct 2017

Gunakan Antibiotik Secara Tepat

Hari Kesehatan Seduniadirayakan setiap tanggal 7 April menandai dibentuknya Badan Kesehatan Sedunia (WHO), 63 tahun yang lalu. Setiap tahun, WHO memilih satu masalah kesehatan sebagai tema dan mengajak masyarakat seluruh dunia untuk meningkatkan semangat, kepedulian, komitmen dan gerak nyata dalam mencapai derajat kesehatan dan kesejahteran secara optimal.

Tahun ini WHO menetapkan tema Antimicrobacterial Resistence an Its Global Spread, sedangkan Indonesia memilih tema "Gunakan Antibiotik Secara Tepat Untuk Mencegah Kekebalan Kuman". Tema ini dipilih karena penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat membahayakan kesehatan masyarakat secara global maupun secara individu. Hal itu juga sejalan dengan salah satu tujuan kebijakan obat nasional yaitu penggunaan obat secara rasional.

Menurut WHO, pemilihan tema dilandasi beberapa fakta. Lebih dari 50% obat-obatan diresepkan, diberikan atau dijual tidak semestinya. Akibatnya lebih dari 50% pasien gagal mengkonsumsi obat secara tepat. Padahal, penggunaan obat berlebih, kurang atau tidak tepat akan berdampak buruk pada manusia dan menyia-nyiakan sumber daya. Lebih dari 50% negara di dunia tidak menerapkan kebijakan dasar untuk mempromosikan penggunaan obat secara rasional (POR). Di negara-negara berkembang, kurang dari40% pasien di sektor publik dan 30% di sektor swasta diberikan perawatan sesuai panduan klinis.

Penggunaan obat yang tidak rasional terjadi di seluruh dunia. Ditandai penggunaan obat terlalu banyak, penggunaan antimikroba dengan tidak tepat, seringkali dengan dosis dan lama konsumsi yang tidak tepat, penggunaan obat suntik berlebihan pada penyakit yang dapat disembuhkan dengan obat telan (oral), peresepan obat tidak sesuai pedoman diagnosis, terapi dan kebijakan penulisan resep serta pengobatan sendiri oleh orang awam yang tidak aman karena seringkali menggunakan obat yang sebenarnya harus dibeli dengan resep dokter.

Rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan obat yang tidak rasional perlu diwaspadai dampaknya, khususnya pada generasi muda mendatang. Apalagi pemakaian antibiotika yang tidak berdasarkan ketentuan (petunjuk dokter) menyebabkan tidak efektifnya obat tersebut sehingga kemampuan membunuh kuman berkurang atau resisten.

Jika hal itu terjadi, generasi muda mendatang akan mengalami kerugian yang sangat besar. Akan banyak penyakit yang tidak dapat lagi disembuhkan akibat resistensi. Sedangkan untuk mengembangkan antibiotik yang baru diperlukan waktu dan biaya yang sangat besar. Untuk itu perlu penggunaan obat secara rasional untuk mencegah masalah besar di masa yang akan datang.

Langkah-langkah antisipasi untuk meningkatkan perilaku penggunaan obat secara rasional sudah saatnya dilakukan. Upaya tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, namun menjadi tanggung jawab semua pihak.

Kegiatan pendidikan masyarakat dan pengawasan kepada petugas kesehatan serta ketersediaan obat secara efektif meningkatkan penggunaan obat rasional, namun harus dilakukan secara simultan (bersamaan), tidak terpisah-pisah.

Penggunaan obat secara rasional (POR) yaitu pasien mendapatkan pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang tepat bagi kebutuhan individualnya untuk waktu yang cukup dan ongkos yang terjangkau bagi diri dan komunitasnya. Jadi POR memiliki 4 aspek yaitu pengobatan tepat, dosis tepat, lama penggunaan tepat dan biaya yang tepat.

WHO mengajak pemerintah dan pemangku kepentingan untuk menerapkan kebijakan dan melaksanakan upaya pencegahan dan pengendalian timbulnya resistensi kuman. Pemerintah juga perlu menyediakan pelayanan yang tepat untuk mereka yang terkena resistensi obat.

(Sumber : MEDIAKOM, Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan RI)