Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan

Kami memiliki komitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada Masyarakat.

| 13 Nov 2018

Inovasi Program Pencegahan dan Pengendalian DBD, “Geram Sikat Nyamuk P-G1R1J” Mendapatkan Apresi

 

Penyakit  Demam  Berdarah  Dengue  (DBD)  menjadi salah  satu  prioritas  nasional  pengendalian  penyakit menular  di  Indonesia.  Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan terus berupaya agar  pengendalian  DBD  ditingkatkan, mengingat daerah penyebarannya saat ini  terus  bertambah  luas  dan  Kejadian  Luar  Biasa  (KLB) masih sering terjadi.

Rabu (31/10) kemarin, bertempat di Aula Pancasila Universitas Yudharta Pasuruan, Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, menggelar acara Pencanangan G1R1J (Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik) dan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) Melalui Program Geram Sikat Nyamuk P-G1R1J (Gerakan Bersama Masyarakat, Siswa-Santri dan Karyawan Anti Nyamuk Aedes Agypti dengan PSN dan G1R1J).

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Pasuruan KH. A. Mujib Imron, S.H, M.H, mengajak masyarakat untuk terdepan membasmi nyamuk Aedes Agypti.  “Saya mengajak kepada Kader-kader kesehatan, santri-santri, siswa-siswi, karyawan, Undangan yang hadir serta Masyarakat untuk menjadi yang terdepan dalam membasmi nyamuk aedes agypti dalam Rangka GERAM SIKAT NYAMUK P-G1R1J dengan menciptakan Lingkungan yang Bersih dan Sehat menuju Pasuruan yang Sehat,” ujarnya.

Program inovasi GERAM SIKAT NYAMUK P-G1R1J secara esensi, telah berjalan kurang dari 1 tahun. Dan selama 1 tahun ini sudah banyak pencapaian yang didapat, diantaranya adalah :

  1. Pelatihan Kader GEMAS DARLING (Gerakan Masyarakat Sehat Sadar Lingkungan), yang pada tahun ini telah merampungkan 5 gelombang pelatihan, dengan 350 kader yang telah terlatih, yang berasal dari desa-desa endemis diwilayah kabupaten pasuruan.
  2. Terbitnya SK Supervisor Jumantik Kabupaten di 24 wilayah kerja Puskesmas yang memiliki desa endemis DBD.
  3. Terbitnya  SK Koordinator Jumantik  oleh Kepala Desa dan Lurah, sehingga tampak pada meningkatnya partisipasi dan dukungan stake holder diwilayah dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap kegiataan PSN 3M Plus dan G1R1J di masing-masing wilayah kecamatan.
  4. Terselenggaranya penggalangan komitmen ditingkat kabupaten, dengan melibatkan beberapa stakeholder kabupaten, ditandai dengan dihasilkannya beberapa MOU pelaksanaan program DBD dengan beberapa OPD,   Kemenag dan Ponpes serta dilanjutkan dengan penggalangan komitmen di tingkat kecamatan.
  5. Terlaksananya Lomba Desa GEMAS DARLING untuk pelaksanan PSN dan G1R1J.
  6. Berjalanya kegiatan pemantauan, pencatatan dan pelaporan jentik, melalui struktur JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik) yang ada di masing-masing desa, terutama pada desa endemis.
  7. Mulai terlibatnya Pondok Pesantren dalam pelaksanaan program DBD melalui penyuluhan, pembentukan SAMANTIK (Santri Pemantau Jentik), serta pelaksanaan PSN dan G1R1J. Hal ini juga mulai berjalan di beberapa perusahaan, dengan pembentukan PAMANTIK (Pekerja Pemantau Jentik). Selain kegiatan serupa yang telah berjala di Sekolah-sekolah melalui WAMANTIK (Siswa Pemantau Jentik).
  8. Bermunculannya kegiatan-kegiatan inovasi pencegahan DBD di wilayah beberapa puskesmas.
  9. Dan secara program, penurunan angka penemuan kasus (IR) yang cukup signifikan, yaitu dari 19,76 (317 kasus) pada tahun 2017, turun menjadi  8,6 (138 kasus), sampai pertengahan oktober 2018.

Sementara itu, apresiasi disampaikan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Hertanto, SKM, M.Si. Hertanto mengatakan, Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan telah berhasil menekan angka kasus DBD. Ia mengharapkan, ke depannya semua pihak saling bekerjasama untuk menciptakan lingkungan bersih.

“Mari kita terus turunkan kasus DBD ini dengan memutus mata rantai Perkembangbiakan Nyamuk Aedes Agypti dengan 3M Plus, salah satunya adalah dengan “GERAM SIKAT NYAMUK P-G1R1J,” ujar Hertanto.

Secara terpisah, panitia mengingatkan mengenai adanya siklus masa penularan DBD pada bulan november, desember, januari dan februari, yang ditandai dengan adanya pergantian musim serta peningkatan kasus DBD, maka harus dicegah jangan sampai kasus DBD yang telah menurun ini, tiba-tiba kembali meningkat tajam. Oleh karenanya, sesuai dengan kebijakan program yang ada, bahwa 1 bulan sebelum Siklus Masa Penularan, harus dicanangkan bulan PSN, agar pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian DBD ini dapat lebih menggaung, dan memberikan dorongan kepada seluruh stakeholder ditingkat kabupaten dan juga terutama di tingkat kecamatan untuk bahu-membahu dalam pelaksanan kegiatan pemberantasan PSN dan G1R1J ini.